Panti Asuhan – 5 Maret 2016 (diary)

Hari ini saya kedatangan teman dari Jakarta. Waktu kapan hari, pas ngobrol-ngobrol, dia tertarik ingin menyumbang, tapi bingung mau nyumbang kemana.
Memang di jaman sekarang ini, sebenarnya banyak orang yang masih punya jiwa sosial, yang peduli akan orang-orang di sekitarnya. Dan mungkin karena kesibukannya, gak punya waktu untuk bisa terjun sendiri dalam suatu kegiatan sosial. Tapi at least mereka ingin ikut ambil bagian dengan memberi sumbangan dana. Cuma kadang bingung harus memberi kemana, kadang kepentok juga dengan jumlah duit yang gak terlalu banyak, tapi sebenernya tetap pengen ikut nyumbang. Di lain pihak, di Indonesia masih banyak banget orang yg butuh pertolongan. Entah itu anak-anak yang ditinggalkan orang tua, atau orang-orang tua yang ditinggalkan anak-anaknya, orang yg sakit mental karena stres, orang-orang yang terjerat narkoba, dll.

Nah, melihat keadaan tersebut di akhir tahun 2014, suami dan saya, beserta beberapa rekan mendirikan lembaga yg disebut SAVEMILLIONS (lihat : www.savemillions.org). Tujuan lembaga ini adalah menjadi perantara untuk mempertemukan para calon donatur dengan yayasan-yayasan yang masih membutuhkan bantuan dana.
Jadi yang kami lakukan adalah kami mencari dan mensurvey yayasan-yayasan di Indonesia, terutama yayasan kecil yang tidak terpublikasi, padahal mereka melakukan hal yang luar biasa dengan memelihara orang-orang yang memang perlu dibantu. Kemudian kami membantu calon donatur menemukan yayasan yang tepat sesuai dengan kriteria yang diinginkan, dan menghindari yayasan fiktif.

Nah, hari ini saya dan suami menemani teman kami ini, yang ingin mendatangi beberapa yayasan, untuk melihat sendiri keadaan mereka. Yang jadi beban dia terutama adalah anak-anak. Jadilah kami pergi mengunjungi 2 panti asuhan.

Pertama kami berkunjung ke RUMAH KASIH yang terletak di Lembang. Seperti prediksi saya, hari Sabtu ke Lembang itu hampir pasti kena macet, terutama di sekitar Farmhouse, tempat wisata baru yang lagi happening. Akhirnya setelah 1.5 jam, kami sampai di tujuan yang letaknya di Komplek Panorama Indah, pas di seberang Hotel Panorama.

Di rumah tersebut ada sekitar 24 anak berusia 2 – 20 tahun di bawah asuhan Ibu Een dan suami. Berbeda dengan panti asuhan pada umumnya, anak-anak ini tidak untuk diadopsi. Menurut Ibu Een, banyak orang mau mengadopsi anak karena alasan untuk menemani anak kandung mereka, atau mengurus mereka di masa tua, atau hanya untuk ‘memancing’ pasangan yang belum punya anak supaya bisa hamil. Alasan seperti itu tidak dapat diterima karena seolah-olah hanya menjadikan anak-anak tersebut alat saja.

Panti asuhan ini masih belum memiliki tempat tinggal tetap, rumah yang mereka diami saat ini adalah rumah kontrakan yang sedang dalam proses penjualan sehingga sewaktu-waktu mereka harus pindah dari sana. Panti ini mengandalkan sumbangan dari para donatur yang tidak tetap terutama untuk membayar uang sekolah dan membeli lauk pauk.

Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke daerah geger kalong, yaitu menuju RUMAH KASIH KARUNIA. Ini adalah kunjungan saya yang kedua kali ke sana. Saya selalu terkesan setiap kali bertemu dengan anak-anak di sana. Mereka sangat disiplin dan sangat menghargai setiap tamu yang datang. Jumlah mereka kurang dari 30 anak, dibawah asuhan Ibu Esther Kim, seorang misionaris asal Korea Selatan yang sudah lebih dari 10 tahun mengabdi untuk anak-anak ini.

Setiap kali saya datang, semua anak-anak akan menyambut kami di halaman, satu persatu akan memberi salam. Kemudian mereka akan ikut berkumpul di ruang tengah menemani tamu yang mengobrol dengan Ibu Esther. Hari itu seharusnya mereka tidur siang dari jam 13.00-15.00, tapi karena menunggu kami yang janji akan datang pukul 14.00, mereka jadi gak tidur. Dan saya terlambat datang jam 15.00, duh jadi gak enak hati.

Hari ini juga atas permintaan teman saya, anak-anak menampilkan kemampuan mereka bermain alat musik piano, biola, cello, angklung sambil bernyanyi. And that’s really amazing! Mereka bisa kompak banget, dan yang luar biasa, mereka berlatih sendiri. Ada beberapa anak yg mendapatkan les musik dari orang-orang yang sukarela mengajar mereka, tapi biasanya para pengajar ini hanya bertahan 1-2 bulan saja karena kesibukan masing-masing. Oya, katanya anak-anak sedang mempersipkan konser untuk akhir tahun, dan saat ini mereka sedang belajar alat musik tiup sendiri dari youtube.

Ibu Esther sangat disiplin terhadap anak-anak, setiap hari mereka harus belajar, berlatih musik, Anak-anak yang lebih besar akan memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sambil mengurus anak-anak yang lebih kecil. Setiap malam mereka juga akan berkumpul untuk beribadah bersama. Anak-anak diarahkan untuk mendapatkan nilai yang baik sehingga mereka mendapat bea siswa dan keringanan uang sekolah.

Saat ini yang dibutuhkan mereka adalah aula dan ruangan yang lebih besar karena mereka melakukan semua kegiatan tersebut di dalam rumah yang kecil, sehingga memang terasa sesak untuk semua kegiatan itu.

Saya cerita semua di atas ini, supaya pembaca blog saya memiliki gambaran mengenai kegiatan savemillions dan juga keadaan kedua panti asuhan yang saya datangi ini. Harapan saya semoga yang membaca mau turut ambil bagian, entah turut mendonasi ataupun membagikan informasi ini ke orang lain.

Gimana caranya? Anda bisa masuk terlebih dahulu ke website kami di www.savemillions.org, di sana akan lebih jelas tentang kami, dan juga beberapa yayasan yang sudah ada dalam list kami.
Mudah-mudahan dengan adanya sosial media, maka keberadaan yayasan yang membutuhkan bantuan ini semakin diketahui banyak orang, dan juga buat mereka yang memiliki hati untuk membantu baik secara materil dengan menyumbang seberapa saja yang bisa diberikan, ataupun dengan membagikan informasi, bisa mewujudkan niatnya ini melalui perantaraan kami.

“SAVEMILLIONS to save milions people of Indonesia”

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *