When Everything Goes Wrong

Sepertinya semua orang pernah mengalami hari dimana segala sesuatu sepertinya jadi kacau, mulai dari 1 hal, terus jadi 2 hal, lama-lama sepanjang hari semuanya kaya jadi kacau.

Saya mengalami juga hal itu 2 hari lalu, jadi sekarang mau curhat. Dimulai dari pagi-pagi banget, pas antar anak-anak sekolah, saya baru sadar kalo handphone ketinggalan di rumah.  Sebenarnya habis antar anak-anak, saya berencana pergi ke 2 tempat lain sampai siang. Tapi terpaksa harus balik lagi ke rumah. Jaman sekarang, kayanya gawat kalo gak bawa hp, padahal cuma 1/2 hari. Bukan karena gak bisa chatting atau cek sosmed, tapi biasanya pas ketinggalan HP, ada aja yang urgent yang cari saya (bukan GR).

Nah, bener kan, di jalan saya lihat kalo kartu E-toll suami saya ketinggalan di mobil, padahal dia lagi mau berangkat ke luar kota. Saya dah kebayang dia pasti dari tadi nelponin saya bertubi-tubi, udah stres mikirnya juga.

Pas otw pulang, di jalan saya mampir sebentar isi bensin, karena entah kenapa dari tadi petunjuk bensin nyala-nyala terus, padahal bensin masih ada 1/4 (belakangan saya baru tau kalau itu tanda peringatan oli, katanya ada kebocoran oli gitu). Ternyata saya gak bawa duit tunai, tapi berhubung cepat-cepat, saya gak mampir ke ATM, kan biasa juga bisa debit. Setelah isi bensin, dan mau bayar, ternyata mesin EDC nya, no connection dong! Jadi gagal debit terus. Terpaksa saya parkir dulu mobilnya (biar bapak di pom bensin gak khawatir saya kabur), terus saya jalan kaki ke ATM. Untung gak terlalu jauh.

Sampai rumah, suami dah keburu berangkat ke luar kota, dan saya cek ternyata dia sama sekali gak telpon saya, cuma WA aja bilang kartunya ketinggalan di mobil saya. fiuhhh..

Berhubung udah keburu siang, dan saya sudah telat ke tempat yang 1 lagi, jadi saya gak jadi pergi deh. Ganti rencana jadi kerja di rumah.

Ini baru permulaan aja, ternyata untuk seterusnya, dari siang, sore, bahkan sampai malam, hari itu semua berjalan gak seusai rencana. Mulai dari tiba-tiba harus menyelesaikan sesuatu yang diminta mendadak, ditambah bahan yang diminta hilang karena komputer sempat ngalamin kerusakan beberapa hari sebelumnya, terus juga hampir terlambat lagi ke acara sore, dst..dst.

Hari itu diakhiri dengan acara pertemuan awal tahun di gereja. Suami saya yang bertugas di multimedia gak bisa hadir karena masih di luar kota. Jadinya, saya yang menggantikan beliau, untuk merekam acara hari itu. Dan masih melanjutkan kekacauan tadi siang, ternyata kamera video yang biasa dipakai merekam, tidak sempat di-charge baterai-nya oleh yang bertugas sebelumnya. Sedikit panik, karena pesan gembala hari itu wajib direkam, untuk ditonton oleh orang-orang yang tidak bisa hadir malam itu. Tapi untung selama puji-pujian berlangsung, saya masih punya waktu untuk men-charge kamera.

Di tengah pujian yang berlangsung, dinyanyikanlah pujian:

Syukur, ku b’ri kan syukurku, buat s’gala yang terjadi di dalam hidupku

Syukur, ku berterima kasih, buat anugerah kasihMu bagiku

Perlahan-lahan mata saya mulai penuh air mata, tiba-tiba saya merasa lelah sekali hari itu, tapi bersamaan dengan itu, hati saya juga merasakan suatu kelegaan. Kenapa?

Seringkali, waktu saya mengalami hal yang sama seperti hari itu, when everything went wrong, saya panik, kesal, boro-boro bisa bersyukur. Jadi kalau hari itu saya masih bisa bersyukur, dan menjalani hari dengan baik, saya sangat bersyukur. Jadi, bersyukur karena saya bisa bersyukur (mudah-mudahan ngerti maksud saya).

Lagu kedua berlanjut, dan air mata saya mengalir gak berhenti-berhenti walau berkali-kali dihapus oleh syal yang saya pakai , isi lagunya sbb :

Hidupku dalam tanganMu oh Tuhan, setiap langkah Kau tetapkan bagiku.

Walau kadang ku tak dapat mengerti jalanMu, tetap kupercayakan hidupku

Dari sejak pagi, ketika “kekacauan” itu mulai terjadi, saya ingat dan terus mengingatkan diri saya, bahwa kalau hal itu terjadi, pasti itu seijin Tuhan. Jadi waktu saya tidak jadi pergi ke tempat yang saya rencanakan hari itu, saya ingatkan diri saya, pasti ini dalam rencanaTuhan. Terus ketika saya harus jalan kaki ke ATM, ketika data hilang, ketika saya tidak bisa menyelesaikan tugas yang dipercayakan, dan lain lain, baik itu karena kecerobohan saya, atau kecerobohan orang lain, atau gak tau gara-gara apa, saya tidak menyalahkan diri saya, menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, apalagi menyalahkan Tuhan.

Kalaupun kekacauan itu sungguh-sungguh terjadi karena kesalahan saya, cukup saya menyadari dan belajar untuk tidak mengulang kesalahan yang sama, dan tidak berlarut-larut dalam kekesalan, penyesalan, apalagi bikin orang sekitar jadi ikutan bete karena kita bete-betean sepanjang hari (walaupun hari itu mungkin masih ada sedikit “impartasi” kebetean saya ke orang lain, tanpa sengaja).

Supaya bisa seperti itu, saya selalu mengingat-ingat, bahwa Tuhan sanggup mengubah hal yang buruk menjadi hal yang baik bagi kita yang percaya kepadaNya. Hal itu membuat hati yang khawatir atau takut jadi lebih lega karena punya harapan.

Malam hari ketika saya bertemu suami saya yang sudah kembali dengan selamat ke rumah, saya minta waktu untuk curhat masalah sepanjang hari itu yang bertubi-tubi (istri selalu butuh curhat apabila sudah melewati hari yang stres. Ingat, cuma butuh didengar, bukan dinasehati). Saya bilang, hari ini banyak banget yang kacau, tapi akhirnya saya bersyukur. Setelah selesai cerita, dia bertanya “Jadi ternyata, setelah semuanya itu, akhirnya gimana?” Dia menanti-nanti saya mengakhiri cerita dengan membawa kabar gembira , mungkin dapat mujizat atau berkat. Saya bilang “Ya gak ada apa-apa sih, cuma gitu aja” Hahaha.

Ya, hari itu saya belum bisa melihat langsung hal yang baik yang terjadi dari hal buruk, tapi saya tetap percaya bahwa semuanya masih on progress. Apa yang saya alami hari ini hanyalah sebagian dari rancangan besar yang saya jalani dari kehidupan saya, dan pasti semuanya mendatangkan kebaikan buat saya dan orang-orang di sekitar saya pada akhirnya. Terpujilah Tuhan.

And we know that in all things God works for the good of those who love Him, who have been called according to His purpose

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Youtube

Gagal Move On – Part 1

Susah lupain mantan, berkali-kali gagal move on. Apa sih penyebabnya? Padahal udah berusaha dengan berbagai cara, tapi masih gagal terus.

Pada video Part 1 – Move On ini, Auntie mau kasih tau, hal-hal apa yang musti kamu persiapkan dulu sebelum kamu masuk dalam proses move on.

Nanti pada video lanjutan di Part 2 – Move On, baru Auntie akan jelaskan tips atau langkah-langkah untuk move on yah.

Read More »